Pada jaman sebelum kemerdekaan,di kalangan wartawan(yang lasimnya masih di sebut "jurnalis")Indonesia di kenal nama Maradja Sayuti Loebis).Dari namanya di ketahui bahwa beliau adalah berasal dari mandailing,namun karir kewartawanananya sebagian besar di jalaninya di luar daerah asalnya.
Semasa mudanya,M Sayuti Loebis(untuk selanjutnya kita sebut sayuti saja) sudah bertualang ke luar daerah.Sebentar berada di jawa,Banjar Masin,Kalimantan selatan.
Disamping sebagai wartawan,sayuti juga adalah pembicara ulung,ahli pidato.Baik sebagai wartawan maupun sebagai spreker(sebutan yang lazim untuk pembicara pada jaman Hindia Belanda).Sayuti menempatkan dirinya sebagai seorang nasionalis yang berjiwa islam.
Dia seorang propagandis SI (Sarekat Islam),yang pada tahun 1920-an yang merupakan organisasi terbesar di tanah air,dengan HOS Tjokroaminoto,H.Agus Salim dan Abdul Mutalib Sangadji sebagai tokoh-tokoh peminpinnya.
Sesudah beberapa tahun di Banjar Masin,pada tahun 1923 Sayuti pada waktu itu masih bujangan,pindah ke Samarinda Kalimantan Timur(Oes Borneo,sebutan yang lasim pada masa itu).Disamarinda Sayuti menerbitkan koran mingguan (weekbland) "PERSATOEAN",dengan dia sendiri menjadi Directeur dan Hoofdredacteur nya.Yaang membiayai penerbitannya lengkap dengan percetakan ialah H Abdul Manaf seorang hartawan di Samarinda yang berasal dari Kalimantan Tengah.Malah kemudian Sayuti di jadikan menantu.Mengingat Sayuti di lahirkan pada 19 oktober 1895 di Kotanopan,Mandailing Natal,maka ia masih muda sekitar 28 tahun sewaktu pindah ke Samarinda pada tahun 1923.
Dapat dinyatakan "PERSATOEAN" termasuk koran paling tua yang pernah terbit di Kaltim.PERSATOEAN dapat di katakan sebagaipembawa suara Islam tetapi bukan merupakan organisasi dari SI.Selain itu sebagai koran nasional yang bercorak Islam,di dalam nya sering dilancarkan kecaman aakalanya keras terhadap politik kolonial Belanda.Pada umumnya atau sbagian besarnyakecaman tersebut lahir daripena yang tajam dari Sayuti sendiri.Masyarakat Kaltim,khususnya Samarinda,mengenal kehebatan Sayuti tidak hanya dari korannya,melainkan juga dari pidato edalam rapat-rapat umum,yang di selenggarakan SI.Tidak berlebihan kiranya kalau di katakan Sayuti di sebut "Singa Podium",karena di setiap berdiri di depan podium,selalu di selipkan propaganda islam dalam pidatonya yang memikat para pendengarnya.
Namun yang menyebbakan Sayuti tidak jarang berurusan dengan pihak penguasa kolonial ialah dalam kedudukannya sebagai pinpinan redaksi dan penanggung jawab,dengan di muatnya tulisan yang mengecam keras politik Hindia Belanda,maupun tindakan-tindakan aparaturnya yang menimbulakan penderitaan rakyat.
Dari berbagai tulisan dalam"PERSATOEAN".Sayuti dituntut pertanggung jawabannya,yang dua diantaranya yang menyebabkan dia akhirnya di majukan ke depan Landraad (pengadilan negeri Samarinda)
Persidangan Landraad memeriksa sekaligus 2 persdelictnya itu pada tanggal 22 Desember 1928.Dan untuk kedua perkara tersebut,dia dijatuhkan ponis 2 tahu 4 bulan penjara.Terhadap vonis tersebut,Sayuti naik banding kepada Raad van Justitie (pengadilan tinggi) di Surabaya.Sementara mnenunggu keputusan,Sayuti di perbolehkan berada di luar dan sesudah 19 hari lamanya berada dalam tahanan.
1 komentar:
Horas bang,,,,,,,,,saya dari banjarmasin pengen lebih tahu tentang Maradja Sayuti Lubis ini....ada info foto dan sebagainya kah?
Posting Komentar
Wajib beri komentar...!!!,kritik dan sarannya di tunggu kawan...!!!