Info

SELAMAT DATANG

Selamat datang di gudang lagu mandailing,saya senang anda berada disini.Tapi maaf gudang lagu mandailing sedang dalam perbaikan.silakan anda berkunjung di lain waktu.Terima kasih...Horas...horas...

Maret 07, 2012

Armijn Pane

Armijn Pane, lahir di Muara Sipongi, Mandailing Natal, Sumatera Utara, 18 Agustus 1908 – meninggal di Jakarta, 16 Februari 1970 pada umur 61 tahun , adalah seorang Sastrawan Indonesia. Pada tahun 1933 bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Amir Hamzah mendirikan majalah Pujangga Baru yang mampu mengumpulkan penulis-penulis dan pendukung lainnya dari seluruh penjuru Hindia Belanda untuk memulai sebuah pergerakan modernisme sastra. Salah satu karya sastranya yang paling terkenal ialah novel Belenggu (1940)

Setelah lulus ELS di Bukittinggi, Armijn Pane melanjutkan pendidikannya di STOVIA, Jakarta (1923) dan NIAS, Surabaya (1927) (STOVIA dan NIAS adalah sekolah dokter), kemudian pindah ke AMS-A di Solo (lulus pada 1931). Di AMS A-1 (Algemene Middelbare School), ia belajar tentang kesusastraan dan menulis, lulus dari jurusan sastra barat.

Sebagai pelajar di Solo, ia bergabung dengan organisasi pemuda nasional yakni Indonesia Muda, namun politik tampaknya kurang menarik minatnya daripada kesusasteraan. Saat itu ia memulai karirnya sebagai penulis dengan menerbitkan beberapa puisi nasionalis, dan dua tahun kemudian menjadi salah seorang pendiri majalah Pujangga Baru.

Armijn Pane pernah menjadi wartawan surat kabar Soeara Oemoem di Surabaya (1932), mingguan Penindjauan (1934), surat kabar Bintang Timoer (1953), dan menjadi wartawan lepas. Ia pun pernah menjadi guru di Taman Siswa di berbagai kota di Jawa Timur. Menjelang kedatangan tentara Jepang, ia duduk sebagai redaktur Balai Pustaka. Pada zaman Jepang, Armijn bersama kakaknya Sanusi Pane, bekerja di Kantor Pusat Kebudayaan (Keimin Bunka Shidosho) dan menjadi kepala bagian Kesusasteraan Indonesia Modern. Sesudah kemerdekaan, ia aktif dalam bidang organisasi kebudayaan. Ia pun aktif dalam kongres-kongres kebudayaan dan pernah menjadi anggota pengurus harian Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BMKN)(1950-1955). Ia juga duduk sebagai pegawai tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Bagian Bahasa) hingga pensiun.

Tahun 1969 Armijn Pane menerima Anugerah Seni dari pemerintah RI karena karya dan jasanya dalam bidang sastra. Pada bulan Februari 1970, beberapa bulan setelah menerima penghargaan tersebut, ia meninggal.

Karya-karyanya
Selain menulis puisi dan novel, Armijn Pane juga menulis kritik sastra. Tulisan-tulisannya yang terbit pada Pujangga Baru, terutama di edisi-edisi awal menunjukkan wawasannya yang sangat luas dan, dibandingkan dengan beberapa kontributor lainnya seperti Sutan Takdir Alisjahbana dan saudara laki-laki Armijn, Sanusi Pane, kemampuan menilai dan menimbang yang adil dan tidak terlalu terpengaruhi suasana pergerakan nasionalisme yang terutama di perioda akhir Pujangga Baru menjadi sangat politis dan dikotomis.

Puisi

  • Gamelan Djiwa. Jakarta: Bagian Bahasa Djawa. Kebudayaan Departemen Pendidikan,
  • Pengajaran, dan Kebudayaan. 1960
  • Djiwa Berdjiwa, Jakarta: Balai Pustaka. 1939.

    Cerpen
  • Kisah Antara Manusia. 1952

    Novel
  • Belenggu, Jakarta: Dian Rakyat. Cet. I 1940, IV 1954, Cet. IX 1977, Cet. XIV 1991

    Kumpulan Cerpen
  • Djinak-Djinak Merpati. Jakarta: Balai Pustaka, Cet. I 1940
  • Kisah Antara Manusia. Jakarta; Balai Pustaka, Cet I 1953, II 1979

    Drama
  • Ratna. 1943 (menyadur naskah Hendrik Ibsen, Nora)
  • Antara Bumi dan Langit”. 1951. Dalam Pedoman, 27 Februari 1951.

    Karya lainnya
  • (Belanda) Kort Oversicht van de Moderne Indonesische Literatuur (1949).
  • Sebuah tinjauan tentang sastra Indonesia modern
  • Sandjak-sandjak Muda Mr Muhammad Yamin. 1954. sebuah bahasan tentang sajak-sajak Muhammad Yamin
  • Mencari Sendi Baru Tatabahasa Indonesia. 1950. Studinya tentang gramatika bahasa Indonesia
  • Jalan Sejarah Dunia. 1952
  • Tiongkok Jaman Baru, Sejarahnya: Abad ke-19 - sekarang. 1953. sebuah terjemahan
  • Membangun Hari Kedua. 1956. Terjemahan novel Ilya Ehrenburg.
  • Habis Gelap Terbitlah Terang. 1968. Menerjemahkan surat-surat Raden Ajeng Kartini



    Artikel/Lagu Mp3 Lain Yang Mungkin Anda Cari:

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Wajib beri komentar...!!!,kritik dan sarannya di tunggu kawan...!!!